Analogi dalam Berarsitektur

Dalam merancang, ada banyak cara yang digunakan. Salah satunya yaitu dengan merancang secara analogi. Merancang secara analogi mengambil ...

Dalam merancang, ada banyak cara yang digunakan. Salah satunya yaitu dengan merancang secara analogi. Merancang secara analogi mengambil sumber-sumber bentuk yang berasala dari alam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Sumber tersebut dapat menjadi suatu symbol dari bangunan itu diambil hanya karena pertimbangan estetika belaka.
Analogi dalam berarsitektur terbagi atas beberapa jenis sebagai berikut:

  •  Analogi Matematik
Bentuk arsitektur yang mengambil sumber bentuk dari angka-angka, geometri, dan bentuk-bentuk dasar matematika seperti bola, piramida, balok, tabung dan lain-lain. Terkadang dua atau tiga bentuk-bentuk dasar tersebut dikombinasikan untuk dijadikan bentuk arsitektural.

  • Analogi Biotik
Analogi biotik juga sering disebut dengan bentuk organik. Analogi biotic adalah berasal dari bentuk-bentuk yang ada didalam seperti bentuk dari keong, batu karang, bentuk daun, dan lain-lain. Sumber bentuk dari ala mini sangat banyak dan menunggu daya kreasi arsitek untuk mengolahnya menjadi sebuah bentuk dari bangunan arsitektur.

  •  Analogi romantic
Arsitektur harus mampu menggugah tanggapan emosional dalam diri si pengamat. Hal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan menimbulkan asosiasi (mengambil rujukan dari bentuk-bentuk alam, dan masa lalu yang akan menggugah emosi pengamat) atau melalui pernyataan yang dilebih-lebihkan (penggunaan kontras, ukuran, bentuk yang tidak biasa yang mampu menggugah perasaan takut, khawatir, kagum dan lain-lain).

  •  Analogi Linguistik
Analogi linguistik menganut pandangan bahwa bangunan-bangunan dimaksudkan untuk menyampaikan informasi kepada para pengamat dengan salah satu dari tiga cara sebagai berikut:
a.       Model Tata bahasa
Arsitektur dianggap terdiri dari unsur-unsur (kata-kata) yang ditata menurut aturan (tata bahasa dan sintaksis) yang memungkinkan masyarakat dalam suatu kebudayaan tertentu cepat memahami dan menafsirkaa apa yang disampaikan oleh bangunan tersebut. lni akan tercapai jika ‘bahasa’ yang digunakan adalah bahasa umum/publik yang dimengerti semua orang (langue).
b.      Model Ekspresionis
Dalam hal ini bangunan dianggap sebagai suatu wahana yanng digunakan arsitek untuk mengungkapakan sikapnya terhadap proyek bangunan tersebut. Dalam hal ini arsitek menggunakan ‘bahasa’nya pribadi (parole). Bahasa tersebut mungkin dimengerti orang lain dan mungkin juga tidak.
c.       Model Semiotik
Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Penafsiran semiotik tentang arsitektur menyatakan bahwa suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apa yang dilakukannya. Sebuah bangunan berbentuk bagaikan piano akan menjual piano. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja.


  •  Analogi mekanik

Analogi mekanik melihat sebuah bangunan seperti halnya sebuah mesin yang digunakan untuk dihuni. Bangunan seperti halnya sebuah mesin yang hanya menunjukkan apa sesungguhnya mereka, apa yang mereka lakukan, tidak menyembunyikan fakta melalui kiasan yang relavan dengan bentuk dan gaya-gaya, atau dengan kata lain keindahan adalah fungsi yang menyatakan apakah mereka itu dan apa yang mereka lakukan.

  • Analogi pemecahan masalah
Metoda pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang harus diselesaikan secara analisis. Suatu ciri dari metode pemecahan masalah ini yaitu prosedur yang seksama dan terpadu. Contohnya seperti karya Zaha Hadid. Berdasarkan analisis dan prosedur yang seksama dan terpadu. Gender ini diwakili oleh bangunan yang berbentuk kurva atau lengkung. Yang memiliki kesan yang dinamis, indah dan eksotis.

  •  Analogi adhocis
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan cara menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengarah kesuatu tujuan/ cita-cita atau pedoman apa saja yang dapat dipakai untuk mengukur rancangan tersebut.       

  • Analogi Pola Bahasa
Manusia secara biologis adalah serupa, dan dalam suatu kebudayaan tertentu terdapat kesepakatan untuk perilaku dan juga untuk bangunan. Jadi, arsitektur harus mampu mengidentifikasi pola-pola kebutuhan agar dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Pendekatan tipologi atau pola menganggap bahwa lingkungan perilaku dapat dipandang dalam pengertian satuan-satuan digabungkan untuk membangun sebuah bangunan.

  •  Analogi dramatugi
Kegiatan-kegiatan manusia yang dinyatakan sebagai dan lingkungan buatan yang dianggap sebagai pentas panggung. Terdapat 2 sudut pandang diantaranya yaitu:
a.       Sudut pandang actor
Dengan menyediakan alat-alat perlengkapan dan kesan-kesan yang diperlukan seta perabot-perabot yang disusun secara teratur.
b.      Dari sudut pandang dermawan
Arsitek menyebabkan orang bergerak kesuatu arah dengan memberikan petunjuk-petunjuk visual misalnya arsitek dalam dramatugi mengatur aksis penunjangnya,

Related

Prinsip Arsitektur 4633035014872001576

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Visitors

Flag Counter

Connect Us

item