Pesawat Kertas

Didalam sebuah perjalan, willy membawaku pergi kesebuah kota dan mencoba menenangkanku. “Mengapa kamu menyerah seperti ini? Tidakkah kamu peduli dengan masa depanmu?” tanya Willy sambil menyetir mobil mini coopernya. “aku tidak tahu, will. Setelah kedua orang tuaku meninggal, hal itu tak mampu lagi kulanjutkan” Jawabku dengan kepala sedikit menudukkan kepalaku. “mereka tidak pergi selamanya, ada saatnya kamu akan bertemu mereka lagi. kehilangan itu memang berat, tapi cobalah untuk menerimanya. Orang tuamu akan sedih jika kamu bersikap seperti ini“jelas Willy. “aku tak peduli dengan apa yang kau katakan, aku ingin mereka kembali !!!” jawabku dengan suara tegas.
***
Tiba-tiba willy menginjak rem belakang yang sontak membuat mobil kehilangan traksi. “kamu sudah gila ya!!!” teriakku kepada willy sambil menyeimbangkan tubuhku dan memegang erat pada sebuah pegangan diatas jendela mobil. Willy tidak mempedulikan kepanikanku, dia fokus mengendalikan mobil mininya itu dan menghentikannya dengan begitu lihai. Tidak terduga mobil ini berhenti presisi di bibir jalan raya.
***
Dia menatapku dan mengangkat tangannya. “Lihatlah itu?” willy mengarahkan telunjuknya kearah anak-anak yang sedang bermain didepan halaman sebuah gedung 3 lantai itu.
Aku yang masih kebingungan, hanya mengikuti arah telunjuknya itu. Dan berfikir sejenak sambil mengatur nafasku yang terasa sesak. “mengapa dengan anak-anak itu, will?” tanyaku. “itu adalah sebuah yayasan yatim piatu dan lihatlah anak-anak yang Berada dihalaman itu. Tak bisa kah kau melihat wajah mereka. Betapa bahagia mereka walaupun tanpa orang tua? Bahkan sejak kecil mereka sudah merasakan hal buruk seperti itu” jelas Willy. “Tapi kondisi mereka berbeda denganku!!!” tanyaku membantahnya “ini adalah ujian manusia. Antara kehilangan dan ditinggalkan. Itu adalah kata yang tepat untuk membedakan antara kamu dan mereka. Kondisi dirimu yang sekarang ini adalah kehilangan dan kondisi mereka adalah ditinggalkan. Sebuah keluarga itu seperti anologi sebuah buku. Kamu adalah pengisinya (kertas). Yang kamu rasakan saat ini yaitu kehilangan kenangan sedangkan mereka ditinggalkan oleh kenangan bahkan tidak punya kenangan sama sekali dalam kehidupan keluarga. Mereka lebih malang daripada dirimu, maka bersyukurlah. Kamu masih memiliki kenangan baik bersama mereka. Walaupun dirimu hanya selembar kertas, kamu bisa jadi apa saja. Dan aku siap kapan saja untuk membantumu” jelasnya lagi. “Termasuk menjadikanmu pesawat kertas, yang bisa terbang kemanapun kamu mau” Jawab willy dengan senyuman indahnya kepadaku. "Jadi, bersyukurlah, tetaplah kuat dan tabah. Kita harus tetap menjalani hidup ini karena inilah jalan kita"sambung willy yang tak menghilangkan senyumnya kepadaku. Mendengar perkataan terakhirnya itu, membuatku terharu dan melinaikan air mata. “aku harus bisa. Aku harus tetap melanjutkan hidupku dan tak akan mengecewakan mereka lagi. terima kasih, will” batinku berbicara dan membalas senyumannya itu.

Related

Kutulis 8796075264767802540

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Visitors

Flag Counter

Connect Us

item