Teman

Kring... Kring... Kring .... Suara telepon genggam itu sangat mengganggu inderaku. Entah berapa kali terdengar. Terlihat 8 panggilan tak terjawab memenuhi layar bata kuning canggih ini. Masih terpikir dibenakkan ku, apa aku harus mengangkatnya atau tidak. Perasaan ini terus menolakku untuk mengangkatnya. Perasaan bersalah itu membuatku semakin ketakutan, tubuhku tak berdaya dibuatnya.
***
Mencoba mengingat kembali apa yang telah kulakukan kepadanya. Kurasa aku telah mengecewakannya. Aku merasa sangat bodoh, terlalu merendahkan diri sampai-sampai meninggalkan apa yang sangat dia harapkan dariku.

***

Aku tenang sejenak dan berfikir bagaimana aku melakukan hal sekeji itu? Bahkan untuk temanku sendiri? Apa aku ini psycopath? Aku tak tahu apa yang terjadi. Ini membuatku bingung.

***
Dimasa lampau, aku sering mendapatkan pujian-pujian dari mereka. Betapa bahagia rasanya mendapatkan itu. Namun, semakin lama, diriku semakin terhanyut oleh hal itu. Tapi itu semua adalah ujianku. Pujian-pujian itu merupakan lemparan batu besar untukku. Hal tersebut membuatku menjadi semakin besar kepala. 
***
Pada saat itu, aku sempat berfikir aku tidak ingin mereka memberikan pujian itu lagi. Aku ingin melepasnya. Bagaikan daun yang tumbuh dipepohonan tinggi nan hijau jatuh begitu saja karena layu. Begitu halnya dengan diriku. Berusaha untuk semakin tinggi namun pujian itu yang membuatku layu, patah dan retak. Maafkanlah aku teman. Aku tak ingin sendiri lagi. Aku ingin bersamamu.


Related

Kutulis 3820091841728631007

Post a Comment

emo-but-icon

Follow Us

Recent

Comments

Side Ads

Text Widget

Visitors

Flag Counter

Connect Us

item